Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam Sawangan Depok

Loading

Menyucikan Hati dan Jiwa: Pembinaan Akhlak Santri di Era Digital

Menyucikan Hati dan Jiwa: Pembinaan Akhlak Santri di Era Digital


Menyucikan hati dan jiwa merupakan hal yang sangat penting dalam pembinaan akhlak santri di era digital saat ini. Dalam dunia yang dipenuhi dengan segala macam godaan dan distraksi, menjaga kesucian hati dan jiwa menjadi semakin challenging. Namun, hal ini sangat ditekankan dalam pendidikan agama Islam, terutama bagi para santri yang sedang menjalani proses pembinaan akhlak.

Menurut Ustadz Yusuf Mansur, seorang pendakwah kondang, menyucikan hati dan jiwa adalah kunci utama dalam mencapai kebahagiaan dan kesuksesan. Beliau menekankan pentingnya menjaga kesucian hati dan jiwa dari segala macam hal negatif yang dapat mengotorinya. “Hati yang suci akan membawa kepada jiwa yang tenang, dan jiwa yang tenang akan membawa kepada kesuksesan di dunia dan akhirat,” ujar Ustadz Yusuf Mansur.

Pembinaan akhlak santri di era digital juga harus dilakukan secara menyeluruh, tidak hanya di lingkungan pondok pesantren, tetapi juga di dalam dunia maya. Menjaga kesucian hati dan jiwa di dunia digital tidaklah mudah, namun hal ini sangat penting untuk dilakukan. Seperti yang diungkapkan oleh Kyai Haji Jazuli Juwaini, seorang ulama ternama, “Tidak cukup hanya menjaga akhlak di dunia nyata, tetapi juga di dunia maya. Kita harus bisa mengendalikan diri agar tidak terjerumus pada hal-hal yang negatif di dunia digital.”

Menyucikan hati dan jiwa juga dapat dilakukan melalui ibadah-ibadah yang dilakukan secara rutin, seperti shalat, puasa, dan dzikir. Menurut Dr. H. Anwar Abbas, seorang ahli psikologi, ibadah-ibadah tersebut dapat membersihkan hati dan jiwa dari segala macam dosa dan kesalahan yang telah dilakukan. “Ibadah-ibadah tersebut merupakan sarana untuk meraih ketenangan jiwa dan keberkahan hidup,” ungkap Dr. H. Anwar Abbas.

Dalam menghadapi tantangan di era digital saat ini, penting bagi para santri untuk selalu menjaga kesucian hati dan jiwa mereka. Dengan menyucikan hati dan jiwa, pembinaan akhlak santri akan menjadi lebih kokoh dan kuat. Sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Al-Ghazali, seorang tokoh pemikir dan ulama terkemuka, “Kesucian hati dan jiwa adalah kunci kebahagiaan sejati dan keberhasilan sejati dalam hidup.” Semoga para santri dapat selalu menjaga kesucian hati dan jiwa mereka dalam menghadapi tantangan di era digital ini.