Peran Orang Tua dan Guru dalam Pembinaan Akhlak Santri
Peran orang tua dan guru dalam pembinaan akhlak santri sangatlah penting dalam menjaga moralitas dan karakter anak-anak didik di pesantren. Sebagai orang tua, mereka memiliki tanggung jawab besar dalam mendidik anak-anak agar memiliki akhlak yang baik dan menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur. Begitu pula dengan guru, mereka memiliki peran sebagai pendamping dan teladan bagi anak didik dalam memperkuat akhlak yang mereka miliki.
Menurut Ahmad Syafi’i Ma’arif, seorang pakar pendidikan Islam, “Orang tua dan guru memiliki peran penting dalam membentuk akhlak santri. Mereka harus menjadi contoh yang baik bagi anak didik agar dapat menanamkan nilai-nilai kebaikan dalam diri mereka.” Dengan demikian, orang tua dan guru harus bekerja sama dalam memberikan pembinaan akhlak yang baik kepada santri.
Sebagai orang tua, kita harus selalu memberikan teladan yang baik bagi anak-anak kita. Menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, seorang ulama dan cendekiawan Muslim, “Orang tua adalah tempat pertama dan terpenting bagi anak-anak dalam belajar akhlak yang baik. Mereka harus memberikan contoh yang baik agar anak-anak dapat meniru dan mengimplementasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.”
Sementara itu, guru juga memiliki peran yang sama pentingnya dalam pembinaan akhlak santri. Menurut KH. Hasyim Muzadi, seorang ulama dan mantan Ketua PBNU, “Guru adalah sosok yang memberikan ilmu dan juga membimbing akhlak santri. Mereka harus menjadi panutan bagi anak didik agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu yang berakhlak mulia.”
Dalam konteks pesantren, peran orang tua dan guru dalam pembinaan akhlak santri sangatlah krusial. Mereka harus bekerjasama dalam memberikan pembinaan yang baik agar santri dapat tumbuh menjadi generasi penerus yang memiliki akhlak yang mulia. Dengan demikian, kerjasama antara orang tua dan guru dalam membentuk akhlak santri menjadi kunci utama dalam mencetak generasi yang berakhlak dan berbudi pekerti luhur.